Rabu, 13 Februari 2013

[How to Survive] PMB STIS Tahap 2 : Psikotes dan Wawancara

Setelah melewati persaingan yang teramat ketat di tahap 1, bukan berarti perjuangan kamu udah usai, baik kamu yang lanjut ke tahap 2 maupun kamu yang tersendat di tahap 1. Buat kamu yang lanjut ke tahap 2, sudah menanti psikotes dan wawancara. Sementara yang karam di tahap 1, sudah saatnya angkat sauh dan ubah haluan, SNMPTN dan ujian lainnya menunggu untuk dimenangkan.


Dan tak lupa seperti biasa sebelum gue melanjutkan tulisan, ada baiknya gue mengingatkan lagi kalo segala sesuatu yang gue tulis disini sifatnya sangatlah subyektif, semua cuma berdasar pengalaman gue mengikuti tes serupa di tahun sebelumnya. Jadi tidak menutup kemungkinan tidak berlakunya satu atau beberapa poin dalam tips ini, mengingat gue cuma sekali ikut PMB STIS, nggak banyak pengalaman.

Yak. Selamat datang di PMB STIS Tahap 2 : Psikotes dan Wawancara. Psikotes dan wawancara ini, menurut gue pribadi, adalah bagian PMB STIS yang paling abstrak sifatnya. Karena kita selaku peserta sama sekali nggak paham mengenai sistem penilaiannya. Beda dengan PMB STIS Tahap 1 yang amat jelas penilaian benar salahnya, dan PMB STIS Tahap 3 yang amat jelas sehat tidaknya.

Lantas, apa itu berarti nggak bakalan ada tips dan trik yang bisa dituliskan? Tentu saja ada! Hanya saja, sifatnya universal sekali, tidak spesifik harus begini-begitu. Itu semua karena, sekali lagi gue tegaskan,  sistem penilaiannya yang tidak sama dengan sistem penilaian di tahap 1 kemarin. Sekiranya basa-basinya cukup sampai disini. Berikut tips dan trik versi gue. Cekidot!

1. Datang lebih awal dan pastikan kamu sudah siap mengikuti ujian/wawancara
 Kok tipsnya begini mulu? Bosen dengernya kak! Eits, jangan salah. Menurut gue, datang lebih awal ini turut menunjang keberhasilan kamu dalam tes semacam ini lo. Kenapa? Pertama, dengan datang lebih awal, kamu bisa tau dimana posisi duduk kamu, dimana ruangan kamu, dan dimana toilet berada. Kedua, dengan datang lebih awal, kamu jadi nggak bakalan terburu-buru masuk ruang ujian, keringetan, diliatin kiri-kanan, ujung-ujungnya pikiran jadi nggak karuan. Kan bisa berabe tuh.
Ketiga, waktu wawancara nanti, ada kemungkinan wawancaranya selesai lebih cepat dari waktu yang disediakan (kalo di tempat gue kemarin wawancaranya per anak 1 jam). Karena selesai lebih cepat, otomatis nomor-nomor selanjutnya akan mengikuti. Kemarin, gue di jadwalnya tertulis dapet wawancara jam 10. Eh ternyata nomor-nomor sebelum gue wawancaranya nggak lama. Untung aja gue dateng jam 8, jadilah gue jam 9 lebih dikit udah masuk ruangan.
Pastikan juga kalau kamu sudah siap ikut ujian/wawancara. Segala macam peralatan jangan sampai ketinggalan apalagi berdalih belum beli. Pensil 2B, pensil HB, rautan pensil, penghapus, pulpen,dan rekan-rekannya. Lalu nanti bawa fotokopi raport saat wawancara. Jangan sampai ketinggalan juga KTPUM!

2. Tenang, jaga tingkat kepedean agar tetap diatas rata-rata. 
Masih inget kenapa kita harus tenang? Sekali lagi gue tegaskan :  karena dari rasa tenang inilah kita bisa berpikir jernih. Dimana-mana, keputusan dari pemikiran yang kacau dan asal-asalan selalu berujung pada penyesalan. Ngambil contohnya nggak perlu jauh-jauh deh. Gampangnya aja bisa diliat di anak-anak muda yang putus cinta. Dan nggak perlu gue jelasin kayaknya udah pada paham kan? Oke, sip.
Next, mengenai kepedean. Semakin kamu nggak pede, itu menandakan semakin rendahnya tingkat kepedean kamu *jelas lah*. Kalo kamu nggak pede, mental kamu akan lebih mudah untuk diserang oleh saingan kamu. Dan kalau mental kamu udah runtuh, kamu akan mendewa-dewakan saingan kamu, seolah-olah saingan kamu itu invincible. Ya ampun, dia kayaknya pinter banget de.. Mungkin nggak ya gue bisa ngalahin dia.. Wew.. Jangan berpikir kalah. Kalo kamu berpikir kalah, ya udah, itu yang kamu dapet. Makanya, kamu harus pede, tapi jangan over juga sih.
Selain itu, dengan tenang, itu bisa memberi kamu nilai plus saat wawancara nanti. Ketenangan itu wujud kalo kita bener-bener udah siap untuk diuji. Kesiapan untuk diuji ini menunjukkan komitmen tinggi dari kamu untuk melanjutkan kuliah di STIS. Tak pelak, pewawancara tak perlu ragu lagi merekomendasikan kamu untuk lolos ke tahap selanjutnya.

3. Denger baik-baik ketentuan mainnya, jangan buat kesalahan konyol
Pemain handal selalu memahami ketentuan permainan yang sedang dimainkannnya. Kalau kamu diminta buat ngerjain soal, ya kerjain. Kalau kamu diminta berhenti setelah waktu X menit, ya berhentilah saat itu. Apapun ketentuan mainnya, dengar baik-baik dan ikuti. Jangan asal ngebut ngerjain aja. Slow but sure istilah kerennya. Pengalaman tahun kemarin, waktu tes menggambar orang, gue sempat ngelirik sebelah kiri gue (gue bukan nyontek ya.. ceritanya gue udah selesai duluan). Dan percaya nggak percaya, dia ngegambar.... na-ru-to di lembaran ujiannya. Jiahh... Perintahnya kan jelas tuh. Disuruh-ngegambar-orang. Lah ini? Ngegambar kartun. Mana setengah badan lagi. Mana ada juga orang cuma setengah badan. Yang namanya orang kan dari ujung rambut sampe ujung kaki. Itu baru bisa dibilang orang.. Makanya, jangan sampai selip disini ya, meskipun keliatan sepele.
Lalu ketentuan main di wawancara apa? Jawab aja sesuai keadaan kamu saat ini. Nggak ada ceritanya kita nge-make-up cerita biar keliatan lebih cantik di depan pewawancara. Cuma, waktu ngejawab, pemilihan kata sebaiknya dipilih yang keren ya, yang kalo didenger ada kesan 'wah'-nya gitu. Yang sekiranya berasa lebih classy, pinter-pinter kamunya aja deh.

4. Rapi itu harus
Kalo di tahap 1 mungkin kamu udah liat banyak peserta yang pake pakaian kasual khas anak muda gitu, dan mungkin di tahap 2 psikotes juga gitu. Tapi untuk wawancara, mendingan jangan. Pewawancaranya nanti itu langsung dari BPS lo. Mereka yang akan merekomendasikan lanjut tidaknya kamu ke tahap selanjutnya. Maka dari itu, sebisa mungkin, buat kesan yang bagus. Kalo tahun lalu di tempatku banyak yang pake setelan item-putih, jadi atasan putih berkerah dipadu bawahan celana kain item, terus pake sepatu. Bahkan ada juga cewek yang pake high-heels segala, kayak mau ngelamar kerja gitu. Ya intinya pokoknya pake pakaian rapi lah, jangan sampai pake jeans digandeng kaos. Kayak mau nonton konser aja kesannya.

5. Jangan Pura-Pura
Mirip judul lagu ya. Tapi emang betul loh. Jangan pura-pura. Jawab berdasarkan keadaan yang sejujurnya. Tahun kemarin ada tes yang jumlah soalnya 215 kalo nggak salah, itu kita disuruh milih dari dua pilihan, mana yang paling mencerminkan diri kita. Katanya nanti kalo itu anak suka bo'ong, keliatan di lembar jawabannya kayak nggak konsisten gitu. Tapi gue juga nggak tau sih ini info reliable nggak, yang jelas, jangan pura-pura. Demikian juga halnya saat wawancara. Kalo kamu bohong satu kali aja, kamu pasti akan melakukan kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan itu. Ujung-ujungnya kamu pasti keteteran. Pewawancara bakal tau dan menolak untuk merekomendasikan kamu. Buat apa juga bayarin kuliah buat tukang bo'ong? Entar gede pasti ngibulnya lebih gede lagi -_-  
note: tips ini sungguh tidak berlaku untuk pembohong kelas dewa.

6. Perbanyak latihan
Terutama latihan menggambar. Denger-denger, ada tiga tipe gambar yang sering diujikan di psikotes (disini yang gue maksud psikotes secara umum ya). Pertama, gambar manusia. Kedua, gambar pohon. Dan ketiga, gambar kombinasi antara manusia, rumah dan pohon. Untuk gimana-gimananya jangan nanya ya. Gue juga nggak ngerti penilaiannya gimana soalnya -_- Yang jelas latihan aja, atau googling-googling sana.
Untuk wawancara, latihan ngomong di depan cermin kayaknya bagus juga. Perhatikan ekspresi kamu ketika disodori pertanyaan. Berikan tatapan mata meyakinkan ketika menjawab pertanyaan, jangan slengean. Perhatikan juga posisi duduk kamu, posisi tangan kamu, pandangan kamu, apa aja lah. Tips wawancara ini juga udah banyak ditulis di luar. Googling aja.

7. Jangan Gugup!
Gugup itu biasanya terjadi kalo kita nggak terbiasa berhadapan dengan satu situasi,, apalagi kalo kita terbebani oleh pikiran kita sendiri. Untuk mengatasi hal ini, kamu harus membuat diri kamu nyaman dalam suatu situasi, yang mana caranya bisa bervariasi, tergantung individunya. Kalo gue, biasanya, kalo gue gugup, gue akan coba atur nafas gitu. Tarik nafas pelan-pelan, terus hembuskan perlahan. Dan biasanya, cara ini cukup untuk ngebuat gue merasa lebih rileks.

Kayaknya gue cuma bisa segitu doang ngasih tips triknya. Gue sengaja bikin tips yang universal, nggak bikin tips secara gamblang harus ini-itu. Soalnya dari yang gue liat kayaknya di tiap regional itu beda-beda pelaksanaannya, mungkin karena jumlah pesertanya juga beda-beda itu ya.
Good luck buat kalian yang lanjut ke Tahap 2! Dan kalo ada pertanyaan tambahan, tulis dibawah aja!

Komentar Catatan:

1 komentar:

  1. terima kasih atas infonya. berkat saran-sarannya saya bisa lolos tahap kedua untuk tahun ini. doakan saya sukses untuk ke depannya. terima kasih, sukses selalu untuk blog ini :)

    BalasHapus