KEUTAMAAN RAMADHAN
Oleh: Irvan Dedy, S.Pd
sumber : dari berbagai sumber
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi kabar gembira kepada
para sahabatnya dengan bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan
yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini
pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat;
juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan,
barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa’.”
(HR. Ahmad dan An-Nasa’i) [Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan
olehAn-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah,
tetapi setahuku dia tidak pemah mendengar darinya." ]
2. Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda”Telah datang
kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini
dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah
melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para
malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu.
Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan
ini. ” (HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).
3. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam
bersabda:
“Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada
umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah
daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai
mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu
berfirman (kepada Surga),’Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan
dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, ‘pada bulan ini para jin
yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan
lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. “Beliau
ditanya, ‘Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar’ Jawab beliau,
‘Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan
amalnya.’ ” (HR. Ahmad)’” [isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara
bagiannya ada nash-Nash lain yang memperkuatnya.]
KEUTAMAAN PUASA
1. Dalil :
Diriwayatkan dalam Shahih
Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Setiap amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan
dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah
Ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung
membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.’
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka
puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang
berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi.”
2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa
ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini
-yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah ber-taqarrub
kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal,
seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah
darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda : “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka
Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna
ber-taqarub kepada Allah Ta’ala dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali
setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang haram. Dengan
demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian ber-taqarrub kepada
Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan
hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar
kuat badannya dalam shalat malam dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya.
Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar kuat beramal
(bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan
ibadah pada siang dan malam harinya.Dikabulkan do’anya ketika berpuasa dan
berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang
pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.
3. Syarat mendapat pahala puasa
Di antara syaratnya, agar
berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia
termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan apa
yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do’anya.
KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam Islam.
Firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. “(Al-Baqarah:183)
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan yang haq
selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitul Haram. ” (Hadits Muttafaq
‘Alaih)
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk
mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa,
pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan
ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah
dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan
kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa
lebih harum dari pada aroma kesturi.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Dan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah,
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa
Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini:
a. Mengimani dengan benar akan kewajiban ini
b. Mengharap pahala karenanya di sisi Allah Ta ‘ala
2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat
manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara
yang haq dan yang bathil
3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk
mengikuti jejak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para sahabat dan Khulafaur
Rasyidin. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala
(dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq
‘Alaih)
4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih baik daripada
seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu
langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun
itu ditentukan. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap
pahala, dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits
Muttafaq ‘Alaih)
Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir,
dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di malam-malam
lainnya. Karena itu, seyogianya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat
Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu
dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut
dengan shalat, membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, do’a, istighfar dan taubat
yang sebenar-benamya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni,
merahmati, dan mengabulkan do’a kita.
5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang pada keesokan harinya Allah
membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum
muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin
6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga
masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah
menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah,
dan Makkah pun menjadi negeri Islam
7. Pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan
para setan diikat.
Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat
dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk
bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal shalih, semoga kita
termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung
Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang –semoga Allah menunjukinya- mungkin
berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang
seperti ini tidak berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat
adalah sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya.
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai
bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak mendapat ampunan,
maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan: Amin!. Aku
pun mengatakan: Amin. ” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya) “‘
[Lihat kitab An Nasha i'hud Diniyyah, him. 37-39.]
Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk berbagai
amal kebaikan, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an, dzikir, do’a dan
istighfar. Ramadhan adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah,
untuk membersihkan hati mereka dari kerusakan.
Juga wajib menjaga anggota badan dari segala dosa,
seperti berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar yang haram, minum dan
makan yang haram agar puasanya menjadi bersih dan diterima serta orang yang
berpuasa memperoleh ampunan dan pembebasan dari api Neraka.
Tentang keutamaan Ramadhan, Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‘”Aku melihat seorang laki-laki dari umatku terengah-engah kehausan, maka
datanglah kepadanya puasa bulan Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang ”
(HR. At-Tirmidzi, Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dan
hadits ini hasan)
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum
‘at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan
di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan.” (HR.Muslim)
Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan
dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar,
yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan siksaan di akhirat.
Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua, memutuskan
hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (uang suap),
bersaksi palsu, memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.
Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan
keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu dalam Islam,
dan waktu diturunkannya Al-Qur’anul Karim, serta adanya Lailatul Qadar -yang
merupakan malam yang lebih balk daripada seribu bulan- di dalamnya, niscaya itu
sudah cukup, Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya.